Beranda | Artikel
Bila Keguguran Terjadi
Senin, 4 Oktober 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen

Bila Keguguran Terjadi merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Pendidikan Anak yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 27 Safar 1443 H / 4 Oktober 2021 M.

Kajian Tentang Bila Keguguran Terjadi

Ini adalah sebuah peristiwa yang mungkin dialami oleh sebagian dari kita, walaupun tidak ada di antara kita yang punya cita-cita mengalami kejadian tersebut.

Tidak setiap apa yang kita inginkan itu akan terjadi. Seringkali kenyataan berbeda dengan keinginan. Semua orang tua tentu ingin bayinya lahir dengan selamat, tidak kurang suatu apapun, sehat wal afiat. Sehingga semua usaha lahiriyah dan batiniyah dilakukan. Namun apa daya, manusia hanya bisa berusaha. Yang akhirnya menentukan adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan realitanya bahwa tidak semua keinginan kita terjadi sesuai dengan harapan. Kadang-kadang apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan, Allah Subhanahu wa Ta’ala menakdirkan sesuatu yang berbeda dengan keinginan kita.

Begitupula terkait dengan bayi. Keinginannya adalah bayinya sehat di dalam kandungan, tidak ada gangguan apa-apa, ketika saatnya lahiran pun juga dalam keadaan sehat wal afiat. Tapi ternyata Allah terkadang menakdirkan berbeda. Ketika itu terjadi, sikap apa yang seharusnya dilakukan oleh ayah maupun ibu?

Prinsip yang harus kita pahami bahwa dalam kondisi apapun (bahagia atau sedih), orang yang beriman tetap berusaha berpegang dengan panduan agama Islam. Yaitu:

1. Menyadari bahwa ini takdir Allah

Menit ke-11:28 Kalau kita ditimpa sesuatu, di antara ungkapan yang dianjurkan untuk dibaca adalah:

قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ

“Ini sudah takdirnya Allah, terserah Allah (apa yang ditetapkan olehNya).”

Yang menakdirkan bayi umur 8 bulan untuk meninggal adalah Allah. Yang menakdirkan janin itu tidak tumbuh adalah Allah. Dan kita harus ingat Allah itu Ar-Rahman (Maha Pengasih), Ar-Rahim (Maha Penyayang), Al-Hakim (Maha Bijaksana).

Tidak ada satu kejadian pun yang ada di alam semesta ini melainkan pasti dengan takdir Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ ‎﴿٢٢﴾‏ لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ ‎﴿٢٣﴾‏

“Setiap musibah yang terjadi di muka bumi atau yang menimpa diri kalian pasti semuanya sudah tertulis di dalam Lauhul Mahfudz. Yang seperti itu mudah bagi Allah. Ini kami sampaikan agar kalian itu jangan terlalu bersedih (berlebihan) atas apa yang tidak kalian dapatkan, dan sebaliknya jika kalian mendapatkan karunia sesuatu jangan terlalu bergembira sehingga menjadi sombong. Dan sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Al-Hadid[57]: 23)

Takdir Allah untuk orang yang beriman itu pasti terbaik. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْضِي لِلْمُؤْمِنِ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menakdirkan sesuatu bagi seorang yang beriman kecuali pasti itu yang terbaik.” (HR. Ahmad)

Betapa banyak orang yang sadar dan memperbaiki diri setelah sakit? Ada sebagian orang mudah marah meskipun sudah belajar agama. Allah menginginkan kebaikan untuk orang ini, akhirnya oleh Allah diberi sakit yang berat. Dan begitu sembuh masyaAllah tidak mudah marah lagi. Hal ini berarti sakit itu baik, karena membuat karakternya berubah.

2. Menghibur diri dengan janji surga

Menit ke-25:51 Sedih itu manusiawi. Adapun yang tidak boleh adalah sedih yang berlebihan. Yaitu menyalah-nyalahkan Allah, menyalahkan orang lain, apalagi sampai mengungkit kenapa dan kenapa, andaikan dan andaikan. Jangan sampai demikian, karena ‘andaikan’ adalah pintu setan.

Lalu bagaimana agar sedih itu tidak berlebihan? Yaitu menghibur diri dengan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ السِّقْطَ لَيَجُرُّ أُمَّهُ بِسَرَرِهِ إِلَى الْجَنَّةِ

“Demi Allah, sungguh bayi yang gugur itu benar-benar akan menarik ibunya dengan tali pusarnya ke surga.” (HR. Ibnu Majah)

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian Bila Keguguran Terjadi


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50806-bila-keguguran-terjadi/